|
Bagi kita semua yang berbangsa dan bertanah air Indonesia tentu tahu bahwa beberapa waktu lalu, bahkan mungkin sampai saat ini, dunia kuliner Indonesia dikejutkan sekali lagi dengan berita penggunaan bahan pengawet semacam formalin, boraks, dkk. dalam pengolahan makanan yang tergolong ngetop di negeri khatulistiwa ini, yaitu bakso, mie, tahu dan ikan laut. Khusus untuk bakso bahkan beritanya lebih menghebohkan lagi, karena terindikasi di sudut-sudut kota tertentu ada yang menggunakan tikus sebagai bahan dasarnya belum lagi pengolahan sambalnya yang ternyata menggunakan bahan pewarna tekstil, yang menurut teman saya Agustina Tuty (mungkin anda tidak kenal, karena memang dia tidak terkenal atau mungkin belum.. atau mungkin sudah terkenal cuman saya saja yang terlalu gak gaul jadi tidak menyadari bahwa sebenarnya dia terkenal) lebih berbahaya dari belatung yang dicurigai turut berkontribusi dalam produksi sambal-sambal 'funky' ini.
Berbahagialah wahai bangsa Indonesia, pecinta jajanan dan petualang kuliner maupun impulsive eater (pernah denger kata ini, tapi dimana ya?) alias penderita SAES (Severe Acute Eating Syndrome) yang kebingungan mencari jajanan yang sehat bermanfaat dan mengenyangkan lagi murah.. karena dari jaman saya SD (Sekolah Dasar, Sebelum Dewasa, Sebelum Dilahirkan, Sebelum Diciptakan, Sebelum Dipikirkan... silakan monggo mana yang cocok menurut hati nurani anda..) bangsa kita dianugerahi oleh jajanan-jajanan yang sangat modern, amat berkelas, sophisticated, bercita-rasa internasional bahkan mungkin interplanetarial, yaitu pecel, gado-gado dan sebangsanya, yang di dunia internasional kemudian mengalami degradasi bumbu dan perubahan yang terlalu signifikan lalu dengan pengejaan yang berubah-ubah sehingga kemudian disebut salad. Bahkan sang Kaisar Gaius Julius pun bikin resep sendiri untuk menghindari kesamaan bentuk dan citarasa dari gado-gado Indonesia hingga muncullah apa yang sekarang disebut Caesar Salad.

Asal Muasal Pecel
Kalau kita lihat, bahan utama pecel, gado-gado dan sebangsanya adalah sayur. Di Indonesia setahu saya yang terbiasa makan lalapan (sayur-sayuran mentah.. bisa juga direbus terlebih dahulu, bisa berupa kangkung, ketimun, kebarat, keutara, keselatan, selada air, kol, terong, kemangi, leunca atau dedaunan yang mudah ditemui di kebun-kebun anda macem daun pepaya, daun katuk, daun mangga? entahlah.. coba saja sendiri kalau enak.. berarti bisa jadi lalapan juga tuh..) adalah orang sunda -konon katanaya paling enak punya pasangan hidup dari sunda karena dikasih makan daun juga mau- jadi patut kita curigai orang-orang sunda memiliki peran penting dalam mengkreasi gado-gado maupun pecel..
Lalu bumbunya.. sambel kacang.. sambel semacam ini sering kita jumpai pada penjual sate.. penjual sate biasanya diidentikkan dengan madura. Walaupun ini tentu saja salah kaprah karena mustahil seluruh orang madura jualan sate. Kalau semua orang madura jualan sate ntar yang jadi tukang cukur siapa?
Memang agak membingungkan asal sambel kacang ini, tapi yang pasti di sebagian besar wilayah Indonesia kacang mudah ditemui, jadi ada kemungkinan melalui suatu konsensus akhirnya disepakati bumbu kacang pantas mengiringi racikan pecel.

Demam Pecel di Semarang
Sekarang kita jalan-jalan ke Semarang.. Kalau anda pernah sesekali berkunjung ke Semarang sudah pasti anda pernah melihat warung pecel, bahkan mungkin pernah makan pecel.. atau setidaknya anda pernah mendengar orang mengucapkan kata pecel.
Semarang adalah kota yang sangat kaya, sangat cocok bagi petualang kuliner, apalagi penderita SAES, khusus untuk genus pecel, hampir di setiap kelurahan ada penjual pecel. Contohnya di RT saya saja ada satu penjual pecel (pecel Mak Iyah).Kalau ada mbok pecel keliling berarti ada dua.Nah kalau ada lima atau sepuluh tukang pecel lagi nongkrong di warungnya Mak Iyah.. berarti dalam satu RT saja sudah ada enam sampai sebelas tukang pecel..
Selain penjaja pecel di lingkungan RT ada juga beberapa warung pecel berkelas kafe, yang sering dijadikan ajang gaul oleh mahasiswa-mahasiswi, para pekerja kerah biru, anak-anak SMA tukang bolos, maupun anak-anak band Semarang.
Pecel Bu Sumo.. Mahasiswa Semarang yang gak tau pecel Bu Sumo bisa dipertanyakan kemahasiswaannya (apalagi mahasiswa dengan semester berbelas-belas macam saya ini kalau tidak tau pecel Bu Sumo patut dipertanyakan apa yang dilakukan sewaktu kuliah). Warung Bu Sumo ini terletak di dekat kantor Golkar, seingat saya didepan sebuah sekolah gitu, saya lupa namanya tapi yang pasti dulu disebelahnya ada Bentuman ,ada sih cabangya di deket ngesrep sana tapi tetap lebih enak yang di disini. Nah yang khas dari pecel di warung Bu Sumo ini adalah porsinya, yang menurut saya sangat sedikit, jika anda pakai nasi, perbandingan antara nasi dan pecelnya sekitar 3 banding 1.. padahal seyogyanya 1 banding 1 yaitu nasi satu piring pecel satu piring. Yang saya sukai dari warung pecel Bu Sumo ini sebenarnya bukan pecelnya, tapi gorengannya sangat khas, dengan ukuran yang kecil-kecil layaknya roti unyil bogor, kadang-kadang tanpa disadari pecel belum habis gorengan sudah nambah lima kali. Apalagi jika dimakan dengan cabe rawit dengan dosis 1 banding 1 banding 1 (1 gorengan, 1 cabe, 1 kali telan tentu saja dikunyah dulu untuk menghayati citarasa cabenya) kalau kata pak Andrie Wongso Dhahsyaaat!! Oh iya, anda bisa juga memesannya pakai telor ceplok (telor mata sapi), bahkan juga disediakan berbagai macam daging-dagingan bagi anda yang hobi makan daging.
Pecel Mbok Sador.. Pecel ini mungkin lebih ngetop untuk kalangan pekerja terutama para pekerja yang terkonsentrasi di kawasan simpang lima semarang. Warungnya terletak di dekat STM Pembangunan dan Bank Mandiri Jalan Pahlawan Sepertinya warung mbok Sador ini bukanya sore hari, karena ketika saya berkunjung kesana pada waktu malam hari dan stok dagangannya masih agak banyak.Berbeda dari Pecel Bu Sumo, porsi pecel Mbok Sador ini banyak bahkan mungkin agak kebanyakan dengan sayuran yang agak bervariasi dibandingkan pecel Bu Sumo, model pecel mbok Sador ini hampir sama dengan pecel yang biasa anda temui di kereta-kereta ekonomi Semarang-Cepu atau mungkin Semarang-Jakarta. Hanya saja disini lebih sophisticated karena disediakan side dishes yang bervariasi dalam bentuk dedagingan dan jejeroan yang mengundang nafsu dan potensial mengakibatkan stroke pada sebagian orang jika dikonsumsi terlalu banyak. Saya sendiri baru satu kali makan pecel Mbok Sador ini, waktu itu diajak Wa Deden (anda mungkin juga tidak mengenalnya.. dengan alasan yang sama anda tidak mengenal Agustina Tuty) dan makannya pun tidak di warung itu, karena sungguh waktu itu yang beli sangat amat ramai. Oh ya, Uwa saya ini juga seorang petualang kuliner tingkat wahid, jika anda ingin mencari tempat makan yang enak anda bisa tanyakan kepada beliau. Beliau dapat ditemui di rumahnya. Cita rasa pecel Mbok Sador ini saya agak2 lupa, tapi yang pasti enak..
Pecel Bu Sri.. mungkin orang semarang lebih mengenal rujak cingurnya, tapi warung Bu Sri ini juga menjual pecel, yang biasa jajan disini adalah ibu saya (anda mungkin juga tidak mengenalnya... dengan alasan yang sama seperti anda tidak mengenal Agustina Tuty dan Wa Deden). Warung Bu Sri ini rada-rada komplit karena selain menjual pecel dan rujak cingur, juga menjual petis kangkung dan aneka minuman seperti kolak pisang yang sangat lezat. Saya sendiri waktu itu tidak sempat merasakan pecelnya, hanya merasakan petis kangkungnya dan agak-agak kecewa dengan cita rasanya, karena citarasa petis kangkungnya benar-benar campuran antara petis dan kangkung.
Pecel Imam Bonjol.. Sebenarnya warung di Imam Bonjol ini namanya Rujak Cingur Imam Bonjol atau... semacam itulah tetapi juga menjual pecel. Cita rasa makanan disini kelas wahid.. Dari rujak cingur sampai petis kangkungnya sama-sama enak. Mungkin anda akan merasa aneh karena bumbu rujak cingur dan petisnya sama, tapi memang rasanya dahsyat sekali. Tempat ini sangat saya rekomendasikan untuk orang-orang yang ingin merasakan pengalaman kuliner tingkat dunia. Dijamin anda pasti suka (jika anda memiliki selera. berpikir dan bertingkah laku seperti saya) . Pertama kali saya mengunjung warung ini diajak oleh kakak saya Eka dan istrinya Nita (anda mungkin tidak mengenal mereka.. dengan alasan yang sama seperti anda tidak mengenal Agustina Tuty, Wa Deden dan Ibu saya ) sekali mencoba saya langsung jatuh cinta.
Pecel Mak Iyah.. Nah Warung pecel ini agak-agak spesial.. karena berada tepat disebelah rumah saya.. Mak Iyah alias Ibu Hartono(sekali lagi dan untuk terakhir kalinya saya tegaskan anda mungkin tidak mengenalnya.. dengan alasan yang sama seperti anda tidak mengenal nama-nama lain dalam tulisan ini) inilah yang pertama kali mengenalkan saya pada petis kangkung-hingga saat ini saya masih ketagihan- untuk warung yang satu ini memang belum seramai warung-warung lainnya, tapi sebagian besar teman-teman saya yang pernah berkunjung ke rumah (pada waktu yang disesuaikan dengan jam makan siang mereka), pernah merasakan pecel atau petis kangkung buatan beliau ini. Cita rasa pecelnya sih biasa saja, saya lebih menyukai petis kangkungnya...

Masih banyak sebenarnya warung-warung pecel(dan sebangsanya) lainnya, hampir setiap warung makan di Semarang menyediakan pecel. ini adalah suatu bukti betapa selama ini kita telah disuguhkan oleh mahakarya kuliner di hadapan kita.. Bebas formalin, bebas tikus, bebas boraks, bebas pewarna tekstil.. kecuali anda dengan sengaja mencampurkan pecel dengan bakso tahu tikus berformalin dan mencampurnya dengan sambal 'funky'.
Tentu saja cara makan kita pun mempengaruhi tingkat kebaikan makanan yang kita makan. Oleh karena itu, maka mulai saat ini ayo bersama-sama kita biasakan berdoa sebelum dan sesudah makan, minimal mengucapkan Bismillah dan mengakhirinya dengan Alhamdulillah.
Sebagai penutup saya sampaikan permohonan maaf bagi teman-teman sunda dan madura yang mungkin sedikit tersinggung membaca tulisan ini, karena sungguh anda jauh lebih baik dan mulia dibandingkan saya, karena ketika ditanyakan saya orang mana.. kebingungan selalu hinggap duluan. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi kita makanan yang halal baik dan lezat dan mempermudah kita untuk mendapatkannya..

--
sesungguhnya bagiku...
senyummu yang tulus...
jauh lebih bernilai dari seluruh dunia dan isinya..

Komentar Terbaru

Tinggalkan Pesan


Name
Email
URI
Msg

Tags

Gegambaran

Loenpia.net