|

Tadi jalan-jalan keliling Semarang, setelah mengantarkan kakak saya Eka ke stasiun. Mamah dan Om Wawan juga ikut. Lucunya Mamah merasa hari itu banyak banget yang memakai baju dengan warna senada yang dipakainya dan juga saya, yaitu warna maroon.. Huhue, jadi deh maroon sebagai color of the day..!!


Btw, udah pada tau kan kalau sekarang bakmi jowo doel noemani, yang dulu deket kantor pertamina Thamrin (semarang) sekarang pindah di depan Novotel Pemuda?.. Tadi sempet makan nasi ruwet disana, enak juga yah!.. kapan-kapan aku ceritain tentang nasi-nasian di Semarang deh.. dulu kan tentang pecel-pecelan udah pernah, kapan hari akan saya ceritakan tentang nasi-nasian di Semarang.. Atau mungkin mie-mie an aja ya?. Di Semarang kan banyak tuh yang dagang mie (dan baso).. Hehehe.. siapa yang mo ikut riset bareng saya? tapi situ yang bayarin yah!! ;-p


Powered by Qumana



|
Menurut saya adalah kesalahan besar untuk menilai negatif orang dari kesalahan dan atau kegagalan yang dilakukannya. Sama bodohnya seperti menyanjung orang secara berlebihan karena keberhasilannya atau posisinya yang sedang tinggi. Karena tiap orang ada salah ada benar. Menyanjung orang karena keberhasilannya kadang membuat kita kecewa beraaat ketika suatu saat orang tersebut melakukan kesalahan. Begitu banyak contoh pemimpin yang dulu dipuja kini jatuh terhina, contoh terakhir... Thaksin Shinawatra mungkin?
Lagipula kasian orang yang bersangkutan.. Bisa bingung tujuh keliling . Dulu terpuja sekarang terhina.. (kalau dilanjutin bisa jadi lagu dangdut tuh!!.. video klipnya Shah Rukh Khan, yang nari-nari sambil megang tiang listrik).
Mau tau kapan waktu terbaik untuk menilai orang?
Waktu terbaik untuk menilai orang adalah disaat kematiannya. Ya, disaat kematiannya atau disaat orang otu mati.. Karena orang itu gak mungkin bikin kesalahan atau kebenaran lagi.. Semua tingkah lakunya di dunia ini sudah final, jadi layak dinilai ...
Iya nggak sih?

|
kalau mata indah itu diambil darimu..
masihkah aku suka padamu?
kalau rambut mu yang indah itu diambil darimu..
masihkah aku suka padamu?
kalau misalkan esok hari kau tidak bisa menari lagi..
masihkah aku tertarik padamu?
kalau suatu saat, suara indahmu hilang..
akankah aku rindu padamu?
kalau senyum manismu suatu saat tidak kembali lagi..
masihkah aku memandangmu?
kalau jari-jari lentikmu suatu saat tak mampu lagi menari diatas piano
akankah aku mempedulikanmu
Bagaimana kalau kamu tambah gemuk?
atau ..
atau ..
tiba-tiba wajah indahmu berganti rupa?
atau..
baju hijau yang kau pakai itu ternyata curian..
atau...
bagaimana kalau kau ternyata adalah seorang nenek sihir?
akankah aku se gila ini?

Tags:
|
Siapa kamu?
rasanya aku mengenalmu...
Aku pernah melihat wajahmu itu..
dulu

dan senyum itu..
sudah lama sekali..
bagaikan 3 reinkarnasi yang lalu...
oh, mungkin lebih lama dari itu..

Aku pernah liat tekstur kulit sepertimu..
rambut hitam mu itu..
Ya aku pernah lihat..
dimana ya?

....
....

tunggu.. aku tahu alis itu!!
oh.. ya sekarang aku tahu..

sedikit saran saja..
jerawat itu tak pantas kau taruh di hidungmu..

Tags:
|
Udah lama di blog ini gak ngomongin buku. Nah kebetulan beberapa minggu kemarin saya jalan-jalan ke Gramedia Pandanaran. FYI, bisa dibilang Gramedia Pandanaran adalah tempat gaul saya.. satu-satunya tempat di Semarang yang saya kunjungi secara reguler ya Gramedia Pandanaran ini, selain Video Ezy Anjasmoro. Saat itu sebenarnya saya nyari-nyari komik Kungfu Boy yang terbaru (udah keluar apa belum ya? atau sudah tamat?). Iseng-iseng liat ke bagian novel dan ketemu State of Fear-nya Michael Crichton. Mungkin teman-teman pernah mendengar namanya. Dia adalah penulis Jurassic Park, Sphere, Timeline, Airframe, Congo.. aduh banyak deh . Saya sih cuma punya tiga , yaitu Sphere, Airframe sama State of Fear ini.

State of Fear bercerita tentang isu pemanasan global. Diceritakan di situ bagaimana isu pemanasan global ternyata merupakan salah satu isu yang mengalami banyak distorsi informasi. Menarik, karena disini banyak dipaparkan data-data yang mungkin tidak banyak ditampilkan di media-media kebanyakan. Dipaparkan ternyata dengan ditanda-tanganinya Protokol Kyoto hanya akan mengurangi suhu global sebesar 0.04 % saja pada tahun 2100 , bahkan jika Amerika Serikat juga ikut menandatanganinya.. Lalu ada informasi mengenai pelarangan DDT , yang ironisnya malah meningkatkan angka kematian akibat malaria. Hal ini dibahas juga di wikipedia
Kesimpulan dari kisah dalam buku ini sih, Politicized Science is Dangerous, dibahas diakhir bukunya. Dan juga betapa peradaban kita sering disetir oleh ketakutan-ketakutan yang tak beralasan. Kita memang butuh lebih banyak ilmuwan.
Ok, buku ini, menurut saya, tidak se-adiktif dan se-thrilling Digital Fortress-nya Dan Brown, saya saja bacanya on-off gitu, nggak kaya seri-serinya Dan Brown. Tapi yang membuat menarik adalah isu yang dipaparkan dan data-data di dalamnya. Lumayan mencerahkan. Lagipula.. 600 an halaman gitu loh!! (gitu loh masih 'in' gak sih?)

Hmm.. kaya'nya apa-apa kalo dipolitisir jadinya sux ya? Cinta di politisir juga bisa sux banget loh.
Ngomong-ngomong soal buku, beberapa waktu lalu saya mampir ke kosnya Mdani (yang setelah itu dilanjutkan dengan makan mi ayam dengan porsi yang ultra sedikit :-( ) dan menemukan sesuatu yang familiar, Deception Point saya ternyata masih ada di tangan dia..!! Wew, bahkan saya saja gak ingat!! Membuat saya mencurigai ada beberapa teman yang masih membawa buku-buku saya.. antara lain seri Harry Potter saya (ayo ngaku!!!!), dan mungkin seri Dan Brown saya, dan yang udah agak tua, seri Goosebumps dan komik Kariage Kun saya.
Hehe.. walaupun mungkin lebih baik begini soalnya kalau kembali juga.. saya nggak terlalu baik merawatnya... Bahkan sekarang saya lagi nyari-nyari Salmon of Doubt dan Tuesday with Morrie saya yang rasa-rasanya gak mungkin ada yang minjem...
Uuh.. kebiasaan buruk emang susah ilangnya
---
Kunjungi: http://www.crichton-official.com/fear/index.html
|
Film ini memenangkan Oscar sebagai film terbaik. Hal inilah yang membuat saya penasaran untuk menontonnya. Ternyata film ini memang bagus. Layak tonton..
Isu yang diceritakan dalam film ini adalah mengenai rasisme. Mengenai bagaimana kita, manusia modern, ternyata tidak bisa lepas dari masalah yang satu ini. Saya rasa masalah rasisme tidak hanya ada di Amerika sana. Di Indonesia sendiri masalah rasisme saya yakin masih ada dan rasanya masih terus tetap akan ada, mungkin itu salah satu kebodohan manusia yang tidak akan pernah hilang dari muka bumi.
Film ini mengisahkan tentang beberapa kisah yang pada akhirnya saling berkaitan, mirip-mirip 21 Grams atau Love Actually. Mau ceritain sinopsisnya tapi pikiran lagi mentok nih... jadi yaa tonton saja.
--
gambar diambil dengan semena-mena dari http://imdb.com untuk digunakan seperlunya

Komentar Terbaru

Tinggalkan Pesan


Name
Email
URI
Msg

Tags

Gegambaran

Loenpia.net