|
Sudah tahu, kan? Kalau tahun ini majalah Time menetapkan You sebagai Person of the Year?. Selamat ya kepada you, anda ;-p.
Keputusan Time ini didasari dengan fenomena web 2.0 yang pada tahun 2006 ini sangat terasa dan mencapai momen puncak ketika YouTube yang baru berumur 20 bulanan dibeli oleh Google sebesar $1,6 Milyar (bandingkan dengan Flickr yang 'hanya ' berharga $35 juta ketika dibeli Yahoo).

Apa itu Web 2.0?

Nggak tau juga. Ada yang bilang web 2.0 sebagai era kebangkitan kembali bisnis dotcom.
Ada juga yang bilang kalau web 2.0 ditandai dengan desain web yang ber-rounded corner (pinggiran yang melungker?). Jadi kalau teman anda ada yang punya blog dengan layout yang ber-rounded corner anda bisa katakan.. "Waaah.. blog lu two point oh (2.0) banget tuh!".
Ada juga yang bilang Web 2.0 adalah era kickin' asses and takin' names nya si black sheep of programming, Javascript, dengan AJAXnya (jargon yang diusulkan Jesse James Garret). Jadi kalau ada blog yang pake AJAX, maka blog itu pastinya two point oh bangget..
Lalu menurut Time sendiri , dalam artikel cover storynya tentang person of the year. Web 2.0 adalah tentang kolaborasi, tentang komunitas. Tentang bagaimana puluhan juta blogger, podcaster, wikipedia kontributor yang membentuk wajah internet dan dunia informasi.


Kolaborasi, Komunitas, Jejaring Sosial
dan blablabla

Gambar diambil dari userfriendly.org, dengan semena-mena untuk digunakan seperlunya.

Yup! itulah jargon-jargon yang dipakai oleh situs-situs web 2.0 semacam flickr, YouTube, MetaCafe dan digg. Satu kesamaan dari situs-situs diatas adalah semua kontennya dibuat oleh para pengguna, user.
Model bisnis yang menggiurkan memang. Bikin aplikasi dan sistem yang bagus lalu promosikan. User berdatangan bawa konten, user yang bawa konten otomatis ingin kontennya dilihat oleh orang lain yang kemudian akan mengajak user lain. Banyak user berarti creating hype, perusahaan besar merasa terancam, akhirnya memutuskan untuk membeli. Ka - Ching! $1.6 milyar nambah di tabungan trus live happily ever after, deh. Hehehe
Kembali ke topik, kalau memang ada. Tren user powered inilah yang kemudian disebut oleh majalah Time sebagai the new Digital Democracy. Aliran berita tidak lagi selalu berasal dari konglomerasi media, kita punya pilihan. Kita bisa membaca blog (bukan mas, ini bukan tren sesaat™ ), mencari berita melalui Digg, mencari alternatif hiburan melalui YouTube atau lihat-lihat foto di flickr yang semua kontennya disediakan oleh orang-orang biasa semacam kita.
Bahkan sekarang tidak perlu masuk TV untuk jadi seorang selebritis (dalam artian orang terkenal ). Dave Coyne dan Amanda Congdon adalah sebuah contoh produk dari web 2.0. Dave Coyne adalah seorang aktor komedi yang luar biasa berbakat, anda akan mengerti kalau melihat video-videonya. Dia bisa menirukan beberapa bintang film besar seperti Christoper Walken, Jack Nicholson dan Joe Pesci. Bahkan dia bisa nyanyi juga.. benar-benar seniman yang komplit. Lalu kenapa dia belum masuk TV ? Mungkin karena belum saatnya atau mungkin juga karena dia tidak perlu masuk TV.
Gosipnya, sih. Di Indonesia ngeblog juga konon bisa menjadikan kita seorang seleb. :-D

Bagaimana dengan Indonesia?

Sejak fenomena web 2.0 merebak ternyata Indonesia terkena imbasnya. Aa Gym kawin lagi, Yahya Zaini diperiksa Polisi dan Maria Eva sering masuk tivi (berima!). Heboh kan?
Kalau saya sendiri lebih melihat gejala semakin besarnya minat menulis di masyarakat kita, khususnya melalui blog. Kita bisa berharap beberapa tahun ke depan bisa bermunculan penulis-penulis muda hebat seperti Saras, Iyo atau Ghilman. Kadang membaca cerita-cerita mereka saya sering lupa kalau mereka bertiga masih sangat amat muda.
Mungkin dengan meningkatkan penetrasi internet dan mempermurah tarif kita bisa mempercepat langkah untuk mengikuti arus two point oh ini yang kabarnya sekarang malah sudah muncul istilah web 3.0.

Sebenarnya inti tulisan ini apa?

Ini adalah sebuah contoh penggunaan hak saya sebagai warga dunia untuk mewujudkan Digital Democracy. Saya tidak perlu menulis tulisan yang berguna bagi anda, bagi pemerintah, bagi pacar saya (kalo memang ada yang merasa ;-p) atau bahkan bagi saya sendiri. Karena saya adalah PERSON OF THE YEAR sama seperti anda, kita dan mereka semua.

Semoga kita bisa lebih optimis menghadapi tahun 2007...
Selamat Tahun Baru teman-teman.

--
Kalau anda tertarik membuat rounded corner dengan mudah, silakan ke http://roundedcornr.com. Sekarang anda juga bisa bergaya two point oh!

Artikel terkait:


|
Dunia Mereka itu apa?

Dunia Mereka adalah sebuah film ringan. Ceritanya tidak berat bahkan cenderung datar, tidak ada kejutan yang berarti ketika menonton film ini dan disitulah kekuatannya. Film ini disutradarai oleh Lasja F. Susatyo dengan penulis skenario Monty Tiwa.
Alkisah, ada seorang remaja dewasa bernama Filly (atau Philly?, atau Veelie?, atau Vinly?) , diperankan oleh Adinia Wirasti, yang menyukai musik blues dan jago main gitar .

Udah cuma begitu saja? Nggak menar
ik dong?

Nanti dulu. Ternyata eh ternyata Ayah si Filly (diperankan oleh Ray Sahetapy) melarang Filly untuk bermain gitar, karena suatu alasan yang akan diterangkan diawal-awal film. Maka si Filly pun bermain gitar secara sembunyi-sembunyi.
Lalu alkisah juga. Ada sebuah band yang dipimpin oleh seorang Ivan Bramono (Christian Sugiono), anak konglomerat Hendra Bramono, yang sedang mengadakan audisi untuk mencari pemain gitar. Si Filly, yang kebetulan teman dari salah satu anggota bandnya Ivan akhirnya diterima menjadi gitaris karena permainan gitarnya yang menawan (si Adinia Wirasti main gitar beneran nggak ya?). Lalu band itu mereka namakan Tjapoeng Biroe (atau Tjapoeng Biru, ya?)

Lalu konfliknya dimana? Kok sepertinya nggak menarik banget, sih..

Konfliknya terjadi antara Ivan dan ayahnya, Hendra Bramono, yang menginginkan Ivan untuk mewarisi kerajaan bisnisnya, sementara Ivan sendiri lebih tertarik mengembangkan band yang dibentuknya. Ada juga konflik antara Filly dan pacarnya yang menganggap musik Tjapoeng Biroe, sebagai musik kacangan. Juga konflik Filly dengan Ayah yang melarangnya bermain musik. Lalu ada beberapa konflik kecil lainnya.

Dimana kelebihan film ini?

Kelebihan film ini adalah tidak ada kelebihan sama sekali. Film yang diadaptasi dari novel Monty Tiwa yang berjudul sama ini (judulnya Dunia Mereka, bukan 'Sama') sepertinya ingin menangkap kehidupan anak-anak band underground (istilah ini masih terpakai atau udah basi?), yang pada film ini terkonsentrasi di sebuah bar milik Jeffry, teman Ivan. Saya sendiri belum membaca novelnya jadi tidak dapat membandingkannya.
Musik-musik yang ditampilkan pun lumayan menyegarkan (digarap oleh Aksan Sjuman), walaupun tidak semenyegarkan musik-musik dalam film Garasi atau Janji Joni. Ya film ini memang memiliki sedikit kemiripan dengan film Garasi. Dalam hal cerita, ada band.. ada kisah cinta.. ada masalah keluarga dan .. ada musik!. Konon sih, film ini telah digarap sebelum film Garasi ditayangkan. Tapi film Dunia Mereka ini lebih berani, karena menampilkan konsumsi alkohol yang agak berlebihan. Dan juga scene ketika, si Jeffry , pemilik bar, memukul kepala seorang penyanyi band di kafenya.. agak-agak aneh, tapi keren! ;-p

Apa kekurangan film ini?

Walaupun film ini berlatar belakang cerita tentang musik dan anak band. Ternyata film ini sangat kurang dalam memberi pengetahuan kepada penonton tentang apa itu musik blues. Blues adalah salah satu musik yang saya tidak kenal. Akan lebih baik jika ditampilkan sedikit cerita tentang blues atau tokoh-tokoh musik blues. Tapi ya mungkin memang bukan itu inti dari film ini.
Belum lagi ada beberapa cerita yang agak aneh. Seperti, kenapa kok tiba-tiba si Filly perlu ketemu psikiater.
Lalu ada juga pemeran yang kesannya asal tempel. Seperti VJ Cathy, yang sepertinya gak ada fungsi sama sekali kecuali sebagai pemanis (karena memang manis.. ;-p ). Lalu Roweina, berperan sebagai Ibu Bramono, yang ketika tampil ada dialog dalam bahasa aneh yang saya sama sekali tidak mengerti maksudnya apa.
Dan beberapa keanehan-keanehan khas film Indonesia.

Jadi kesimpulannya ?

Film ini memang enaknya dinikmati sebagai hiburan ringan tanpa pretensi. Saya sendiri terhibur dengan penampilan Adinia Wirasti dan Christian Sugiono, musik-musik yang ditampilkan, setting-setting yang agak aneh (adegan Filly dan Ivan duduk diatas bangkai pesawat), keberanian dalam menampilkan kehidupan anak band.

Layak tonton nggak?

Ya jelas layaklah.. Saya sendiri lebih memilih menonton film ini dibandingkan menonton Eragon. Pokoknya enaknya ditonton rame-rame deh.

Lho memangnya tadi kamu nonton sama siapa?

Sendirian..

....

....


Filly (Adinia Wirasti) dan Ivan (Christian Sugiono)


Maju Terus Perfilman Indonesia!!!

---
artikel terkait: Ada Blues di Dunia Mereka -- Suara Pembaruan

|
"Bung, apa kabarnya?"
"Baik, kenapa?"
"Sudah tau kabar tentang si Alda?"
"Alda siapa ya? Alda apa denganmu? hehehe"
"Ah, si Bung ini bisa saja. Itu lho artis yang melantunkan lagu Aku Tak Biasa itu."
"Hmm, tak tahulah aku..."
"Itu Bung, artis yang seksi itu lhoo.. yang.. itu lho.. Bung tahulah"
"Ya.. ya anggap saja aku tahu. Kenapa memangnya?"
"Dia meninggal hari ini, Bung"
"Lalu? setiap hari juga ada orang meninggal. Apa istimewanya Alda?"
"Yah. Bung ini tidak mengerti sih"
"apanya?"
"Dia itu artis seksi Bung! Salah satu tipe artis one hit wonder yang sudah tidak lama terdengar kabarnya. Tiba-tiba saja dia dikabarkan mati overdosis, Bung!"
"Ya, siapapun dia mau artis atau presiden antah berantah. Toh memang sudah ditakdirkan untuk mati."
"Ya iya, Bung. Nenek-nenek maling juga tahu kalu kita semua bakal mati. Tapi inti cerita saya bukan itu, Bung!"
"Lalu apa?"
"Aku tadi lihat televisi, Bung. Kasihan sekali si Alda itu."
"......"
"Jasadnya Bung! Jadi bulan-bulanan kamera"
"maksudmu?"
"Ya itu dia, jasad yang tak bernyawa itu digerayangi habis-habisan oleh kamera-kamera televisi, Bung. Heran aku, apa para kameraman itu tidak punya hati ya?"
"Ah, kau ini terlalu berlebihan. Itu kan memang pekerjaan mereka, mendapatkan berita. Lagipula bukankah setiap hari kita disuguhi gerayangan kamera atas jasad-jasad tak bernyawa. Kenapa perlakuan ke si Alda ini harus beda?"
"Dia kan artis, Bung. Seksi lagi"
"Lalu? Kalau dia artis dan seksi, apa berarti lantas dia jadi warga kelas A yang tidak bisa diperlakukan sembarangan? Aku saja tidak kenal dengan si Alda ini!"
"Bukan begitu, Bung. Siaran televisi itu kan menggambarkan budaya bangsa. Aku tidak sedang membela si Alda. Aku hanya kurang suka dengan cara televisi menampilkan berita!"
"Lah, memangnya kau bisa apa? Kau itu jurnalis saja bukan kau. Mau sok memprotes siaran televisi."
"Aku juga jurnalis, Bung! Aku punya blog! "
"Memangnya siapa yang baca blogmu?"
"Wah, Bung. Itu masalah lain...."

-----
Menurut laporan BNN yang dilansir RCTI :
Diperkirakan ada sekitar 3,2 - 3,6 juta pengguna Narkoba di Indonesia.
15.000 orang diantaranya meninggal Dunia .
Biaya penanganan masalah Narkoba pada tahun 2004 diperkirakan mencapai Rp. 23,6 Trilyun.
Jumlah peredaran uang di dalam bisnis narkoba di Indonesia berkisar Rp. 380 Trilyun/Tahun.
Jumlah peredaran uang di dalam bisnis narkoba di Dunia berkisar US$ 400 Milyar/Tahun. Lebih besar dari perdagangan minyak dunia.

Kecanduan narkoba, bisa mengakibatkan:
  • Kecanduan (ya iyalah!)
  • Bangkrut
  • AIDS
  • Gila
  • Mati..
Jauhi Narkoba!
Dekati Saya! ;-p

Tags:
|
Sebenarnya saya sudah beberapa lama melihat situs/blog yang menggunakan layanan Snap. Dengan menggunakan layanan ini, maka pengunjung situs/blog kita dapat melihat dulu situs yang akan dituju jika mengklik suatu link.
Caranya mudah, tinggal isi form disini, lalu klik get code. Setelah code nya didapat, tinggal masukkan diantara tag <head> dan </head> . Maka layanan snap pun telah terimplementasi di situs/blog anda.
Selamat mencoba.



Tags:
|
Kurang besar? Klik aja gambarnya..


|
dari blognya Eka

Aku bertanya pada Bunda, bagaimana menjadi lelaki sejati?


Bunda menjawab, "Nak...., Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya... Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.... Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat disekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa... Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati didalam rumah... Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan... Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang,tetapi dari hati yang ada dibalik itu.... Laki-laki sejati bukanlah dilihat dari banyaknya wanita yang memuja, tetapi komitmennya terhadap wanita yang dicintainya..."


Eka dan Aufar
diambil dari EChronolife dengan semena-mena untuk digunakan seperlunya


jadi kangen sama Aufar...


Tags:
|
Kemarin pagi agak aneh juga melihat acara Insert di TransTV. Tumben-tumbenan pembawa acaranya dua-duanya jeruk (cowok maksudnya). Ternyata eh ternyata, ada acara ulang tahunan gitu. Kebetulan juga salah satu pembawa acara Insert, Terry Putri, berulang tahun. Nah, seperti kebanyakan acara-acara gosip yang lain, tim dari Insert ini menyiapkan kejutan buat Terry Putri dengan mendatanginya pada pagi hari, sekitar jam 3 pagi.
Nggak ada yang istimewa sih sebenarnya. Hanya momen surprisenya itu lho. Ternyata waktu tim Insert menengok kamar Terry Putri, si presenter ini baru saja selesai melakukan shalat tahajud.
Tiba-tiba saja terbersit pikiran "Wow.. Terry Putri yang sehari-harinya ngegosipin orang itu, yang pake bajunya seksi-seksi, yang gaulnya sama artis-artis itu ternyata Shalat Tahajud juga".
Sejak merebaknya sinetron-sinetron religi gadungan di televisi-televis swasta nasional, saya merasa kealiman seorang artis itu bukanlah kealiman sebenarnya. Saya lebih percaya kalau kealiman mereka di depan layar kaca itu hanya sekedar untuk cari muka. Memperbaiki citra diri, menambah penggemar atau sekedar pelarian sesaat. Hanya menggunakan jargon-jargon agama supaya terlihat lebih sopan, bermoral, lebih intelek. Beribadah umroh dan haji hanya sebagai bintang iklan biro-biro wisata yang ujung-ujungnya untuk menambah pundi-pundi mereka sendiri.
Tapi kasus Terry Putri ini agak beda, karena kejadiannya bukan di sinetron, bukan dalam wawancara dengan jurnalis infotainment, bukan dalam tayangan ramadhan. Shalat tahajjudnya Terry Putri tertangkap kamera, ketika dia akan dikejutkan. Ketika dia ada di dalam posisi tidak siap tertangkap oleh kamera. Tidak dalam posisi mempromosikan siapa-siapa. Ketika dia baru selesai Tahajjud.
Menurut saya tahajudnya Terry Putri istimewa karena waktunya yang dilakukan pada malam hari setelah shalat Isya, jadi butuh niat ekstra untuk melakukan shalat sunah yang satu ini apalagi kalau mau dilakukan sepertiga malam terakhir. Selain itu Terry Putri juga setahu saya cukup kondang dan menjadi presenter di beberapa acara TV. Dengan kesibukan seperti itu, kok ya sempet-sempetnya shalat tahajud. Kalo saya sih lebih baik tidur pulas saja.
Terry Putri mungkin punya alasan sendiri kenapa dia melakukan tahajud. Entahlah, tapi melihat potongan acara Insert kemarin saya jadi malu dengan diri sendiri. Terry Putri yang terkenal saja masih sempet berdialog dengan Tuhan melalui tahajudnya. Saya yang bukan siapa-siapa malah kadang dengan sengaja maupun tidak malah memaki-maki Tuhan. Boro-boro tahajud, shalat subuh aja sering telat.
Untuk Terry Putri, selamat ulang tahun ya. Semoga sukses di karir dan kehidupan, semoga semua yang kau minta didalam tahajud-tahajud dan sujud-sujudmu terkabulkan dan semoga tambah rajin tahajudnya.

Jadi Indonesia.. ayo bertahajud!!
Masa sama Terry Putri aja kalah..

Waa sebentar lagi adzan subuh! tidur-enggak-tidur-enggak-tidur-enggak-tidur... enggak tidur?


|

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Proin consectetuer purus quis mi. Sed quis lacus. Aenean ligula dui, eleifend sit amet, viverra nec, imperdiet eu, purus. Vivamus a libero rhoncus ipsum consectetuer luctus. Mauris sit amet eros rutrum sem dapibus tincidunt. Nulla facilisi. Nulla ac massa eu arcu facilisis pellentesque. Duis non risus in mauris egestas ultricies. Suspendisse accumsan, mi sit amet nonummy posuere, metus sem cursus nisl, nonummy convallis sapien lectus quis ligula. Etiam pellentesque sodales justo. Sed justo urna, rhoncus in, tempus vel, varius et, arcu. Donec in sapien. Cras eget justo tincidunt magna placerat fringilla. Nulla tortor felis, semper a, adipiscing id, elementum sed, mi. Nullam laoreet ante vel magna. Donec faucibus convallis orci. Maecenas pretium pretium pede. Nulla a quam.
Ut venenatis, nunc vitae venenatis vestibulum, magna nunc vestibulum leo, eget fringilla turpis neque ut augue. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Etiam eget sapien. Morbi tempor, nibh sed lobortis consectetuer, sapien ipsum dictum nulla, at sollicitudin nunc erat a elit. Cras non lectus vel diam placerat commodo. In nulla nibh, condimentum quis, ullamcorper eu, lacinia nec, erat. Duis eget arcu a nulla placerat mollis. Morbi et magna in quam ultrices faucibus. Vestibulum neque urna, tempus eu, facilisis ac, sagittis vel, magna. Cras venenatis leo quis augue. In pulvinar hendrerit eros. Quisque pharetra, orci nec eleifend pellentesque, dolor tellus venenatis nisl, nec eleifend magna nisl eget lorem. Aenean nonummy tempus magna. Nullam ligula ipsum, nonummy a, placerat dictum, vestibulum ac, lacus. Duis pede.
Nunc bibendum cursus tellus. Pellentesque ante. Nulla commodo condimentum nisl. Nulla mattis scelerisque velit. Nam commodo, mauris vestibulum molestie mollis, massa quam lobortis dolor, ut lobortis dolor massa eget nisl. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas. Pellentesque sed erat eget mi sollicitudin venenatis. Duis ornare auctor erat. In vitae massa at nunc vestibulum lobortis. Integer nec est.

---
Three months ago i wrote about testing atom API . It used Builder library for XML parsing to create the XML document in ruby. Back then all i can do is posting a string of "Hellooo". So last night i tried to enhance it a bit.
The Lorem above is a saved text file read by the code. The formatting in the text file is written in textile format and then processed by RedCloth so it will return the HTML presentation of the file. I added some new lines in the old atompost.rb :
require 'redcloth'
str = IO.read("lorem.txt")
r = RedCloth.new(str)
The code above reads lorem.txt and pass it to an str and read by RedCloth. In the content part of the XML document, r.to_html returns the HTML presentation of the textilized text :
entry.content(:type =>'application/xhtml+xml'){|content|
content.div(:xmlns=>'http://www.w3.org/1999/xhtml'){
content << r.to_html}
}
So here is the revisited code :

require 'net/https'
require 'builder'
require 'redcloth'
str = IO.read("lorem.txt")
r = RedCloth.new(str)

xml = ''
doc = Builder::XmlMarkup.new(:target => xml, :indent =>2)
doc.instruct!
doc.entry(:xmlns=>'http://purl.org/atom/ns#'){|entry|
entry.title("Test Atom API : Revisited", :mode
=>'escaped',:type=>'text/plain')
entry.issued("2006-12-01T01:07:20Z")
entry.generator("DendiPoster", :url =>'http://mociman.blogspot.com')
entry.content(:type =>'application/xhtml+xml'){|content|
content.div(:xmlns=>'http://www.w3.org/1999/xhtml'){content << r.to_html}
}
}
http = Net::HTTP.new('www.blogger.com', 443)
http.use_ssl = true
http.start do |http|
request = Net::HTTP::Post.new('/atom/7917465')
request.set_content_type 'application/xml'
request.basic_auth 'thausaname', 'thapasswad'
request.body=(xml)
response = http.request(request)
puts response.body
puts response.header
puts request.body
end

Of course, this atompost.rb is not final yet. I still have some problems constructing the datetime, and the entry status. Just wait the next iteration on this one, The Revolution!
Well, maybe it'll be more like The Evolution... hehe

Lorem.txt - The highlighted text is textile formatted. :

p<>. Lorem ipsum dolor sit amet, *consectetuer adipiscing elit*. Proin consectetuer purus quis mi. Sed quis lacus. Aenean ligula dui, eleifend sit amet, viverra nec, imperdiet eu, purus. Vivamus a libero rhoncus ipsum consectetuer luctus. Mauris sit amet eros rutrum sem dapibus tincidunt. Nulla facilisi. Nulla ac massa eu arcu facilisis pellentesque. Duis non risus in mauris egestas ultricies. Suspendisse accumsan, mi sit amet nonummy posuere, metus sem cursus nisl, nonummy convallis sapien lectus quis ligula. Etiam pellentesque sodales justo. Sed justo urna, rhoncus in, tempus vel, varius et, arcu. Donec in sapien. Cras eget justo tincidunt magna placerat fringilla. Nulla tortor felis, semper a, adipiscing id, elementum sed, mi. Nullam laoreet ante vel magna. Donec faucibus convallis orci. Maecenas pretium pretium pede. Nulla a quam.
Ut venenatis,
_nunc vitae venenatis vestibulum, magna nunc vestibulum leo, eget fringilla turpis neque ut augue. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit_. Etiam eget sapien. Morbi tempor, nibh sed lobortis consectetuer, sapien ipsum dictum nulla, at sollicitudin nunc erat a elit. Cras non lectus vel diam placerat commodo. In nulla nibh, condimentum quis, ullamcorper eu, lacinia nec, erat. Duis eget arcu ....
I used textile because it is easier to write *this is a strong text* than <strong>this is a strong text </strong>


|
Number of people living with HIV in 2006
Total 39.5 million (34.1-47.1 million)
Adults 37.2 million (32.1-44.5 million)
Women 17.7 million (15.1-20.9 million)
Children under 15 years 2.3 million (1.7-3.5 million)
People newly infected with HIV in 2006
Total 4.3 million (3.6-6.6 million)
Adults 3.8 million (3.2-5.7 million)
Children under 15 years 530 000 (410 000-660 000)

AIDS deaths in 2006
Total 2.9 million (2.5-3.5 million)

Adults 2.6 million (2.2-3.0 million)
Children under 15 years 380 000 (290 000-500 000)
(UNAIDS/WHO AIDS Epidemic Update : December 2006)





Di Indonesia penyebaran virus HIV terbesar dilakukan melalui pemakaian obat-obatan terlarang melalui alat suntik (IDU). Kebanyakan IDU melakukan kegiatan yang beresiko tinggi menyebarkan HIV/AIDS , yaitu penggunaan alat suntik yang tidak steril dan hubungan seks yang tidak aman (tanpa kondom). Sekitar 21% - 32% IDU di Denpasar, Medan, Bandung dan Jakarta selalu memakai jarum suntik yang tidak steril. Sedangkan penggunaan kondom diantara IDU di Denpasar, Medan, Bandung dan Jakarta hanya sekitar 14%-27%. Diperkirakan pengguna obat-obatan melalui jarum suntik di Indonesia berkisar antara 145000 - 170000.
(Data diambil dari UNAIDS/WHO AIDS Epidemic Update : December 2006 )

Artikel terkait :

STOP PENYEBARAN HIV/AIDS !!

*gambar diambil dari wikipedia, dengan semena-mena untuk digunakan seperlunya



Tags:

Komentar Terbaru

Tinggalkan Pesan


Name
Email
URI
Msg

Tags

Gegambaran

Loenpia.net