Film ini mengambil setting pada perang Korea (kalau tidak salah). Dikisahkan tiga orang prajurit Korea Utara dan dua prajurit Korea Selatan -yang saat itu sedang bertikai- serta seorang prajurit Amerika.. karena suatu hal bertemu di suatu desa yang digambarkan bagai surga.. dengan penduduk yang masih sangat sederhana, baik dalam sistem kehidupannya maupun cara berpikirnya.
Film ini diproduksi tahun 2005, di Korea tentu saja. Menawarkan suatu alternatif untuk melihat suatu pertikaian, yaitu dengan menertawakannya. Ya benar.. di film ini digambarkan bagaimana kedua pihak, Korut dan Korsel, yang diwakili para prajurit yang bertemu.. sebenarnya memiliki banyak kesamaan. dan warga-warga Dongmakgul digambarkan sebagai representasi masyarakat korea murni yang bersih tanpa pretensi apa-apa. Sangat sering perbedaan kecil menghancurkan kehidupan kita karena masing-masing pihak merasa paling benar.. seperti digambarkan film ini dalam salah satu dialog antara prajurit Korut dan Korsel mengenai siapa yang sebenarnya menginvasi duluan.
Pada akhirnya mereka yang nyasar di Dongmakgul ini menemui persamaan satu sama sehingga malah mencintai desa tersebut... lalu bersatu untuk mempertahankannya.
Film ini sederhana saja.. tetapi memiliki pesan yang sangat dalam.. apalagi di tengah-tengah keadaan dunia yang sedang bertikai satu sama lain seperti saat ini.. bahwa jika semua atribut-atribut kita dilepas ternyata kita semua sama.. kita semua sama-sama bisa tertawa.. kita semua bisa sama-sama menangis.. kita sama-sama mencintai perdamaian.. indahnya.. jika suatu saat dunia ini bisa menjadi seperti Dongmakgul..
Jadi lain kali kalau ada pihak yang bertikai.. mungkin kita bisa bilang.. kasiaaaaan deh looo!! (dengan jari telunjuk digoyangkan berbentuk huruf S dari atas kebawah).
--
what is the key to great leadership?
give them enough food....
--