Tadi ada film Time Machine di Trans TV... gak nonton lengkap sih, ada scene si Mr. Hero (maksudnya si tokoh utama film.. kalo gak salah diperanin oleh.. Guy Pearce (?) ).. ceritanya dia menciptakan mesin waktu tapi gak bisa ke masa lalu tetapi justru ke masa yang akan datang, ke tahun 800.000an (manusia modern hidup selama itu? terlalu optimis)
Nah si Mr. Hero ini sempat mengajukan pertanyaan "kenapa kita tidak bisa kembali ke masa lalu?".. nah saya mencoba menjawab .

1. Karena dimasa lalu kita telah eksis..
Akan sangat aneh kalo kita ada di waktu kita belum ada... nah lo bingung kan? Karena logikanya ruh kita ditiupkan pada satu masa, gak mungkin ruh kita ada dua dalam satu masa.. karena waktu hari perhitungan nanti akan sangat membingungkan.. singkatnya.. tidak mungkin!!

2. Kasian pihak lain..
Ya jelas kasihan dong... bayangkan kalau ada satu nyamuk yang waktu hidupnya 21 hari.. (kalo tidak salah umur nyamuk rata2 segini..) tapi karena kita tiba-tiba muncul di sarang nyamuk.. si bakal nyamuk malah mati. nah lo!! kan kasian nyamuknya, bukan dia saja tetapi kasian juga si ibu nyamuk yang udah nunggu-nunggu bayinya.. oit bukan itu saja, kasian lagi cicak yang bakalan memakan nyamuk itu, belum lagi nyamuk tumbal yang jadi pengganti bakal nyamuk yang tak sengaja kita bunuh tadi yang akan dimakan oleh si cicak.. belum lagi kelangsungan hidup dinasti nyamuk, yang sangat mungkin proses evolusinya terhambat gara-gara siapa tau si bakal nyamuk yang kita bunuh ini membawa suatu gen model terbaru yang bakal merevolusi peradaban umat nyamuk.. Bayangkan, satu bakal nyamuk saja bisa mempengaruhi hidup ribuan tahun sejarah bumi (paling tidak sejarah umat nyamuk...)

3. Kasian kita yang lain...
Bayangkan kalau kita di masa lalu melihat kita, apa nggak stress tuh!!

4. Ngapain juga kembali ke masa lalu?
Koes plus? Panbers? Beatles? telepon analog? NO WAY!! they are just sooooo old and bOOooring... Mending tahun 2006, bisa liat goyang pantat di tivi nasional sambil ngeblog ato ngegim... ato sambil nyeruput kopi instan hangat dengan air dari dispenser..
Memperbaiki hidup kita? Waah.. pikir lagi deh, hidup kita sekarang sudah yang sebaik-baiknya.. hidup gak bakal jadi lebih baik dengan kembali ke masa lalu.. Logikanya? Di masa lalu kan kita belum punya kehidupan, jadi sama aja starting over lagi.. waaah capek man!

5.Setahu saya tidak ada bukti perjalanan waktu ke masa lalu memungkinkan
Iya kan?

Sebaliknya, perjalanan ke masa depan menurut saya sangat memungkinkan, karena ada bukti yang menunjukkan hal itu bisa. Contohnya, kisah penghuni gua yang telah diceritakan sejak jaman Yahudi (bahkan mungkin sebelum itu..), dan diceritakan kembali dalam Al-quran dalam surat Al-Kahfi dimana sekelompok pemuda (7?) tertidur dalam gua selama 309 tahun.. bukankan itu perjalanan waktu. Belum lagi kisah-kisah tentang orang-orang dari zaman perang dunia kedua yang tiba-tiba muncul dengan ciri-ciri fisik yang tidak menampakkan ketuaan. Saya pernah dengar, sekitar tahun 70 an (saya kurang yakin tahunnya) pernah ditemukan sekelompok orang dalam sekoci mengapung-apung di laut dan ketika ditanya, mereka mengaku sebagai prajurit Amerika Serikat yang mengalami peristiwa Pearl Harbour, dan ternyata mereka masih berumur muda, alias tidak bertambah tua.. Atau mungkin yang paling baru adalah peristiwa bangkitnya dinosaurus dari ekstrak fosil nyamuk yang terperangkap dalam batu amber....
Nah, kenapa hal ini mungkin, tentu saja mungkin karena sama sekali tidak ada yang terganggu atas kehadiran kita di masa depan.. karena kehidupan kita hanya dimiliki satu individu, yaitu kita.. Jadi mau jalan nungging sampai bogor juga gak ada yang peduli dan gak ada kehidupan orang lain yang kemudian berubah drastis secara signifikan... (kecuali mungkin orang-orang bogor yang merasa tersinggung, atau malah ikut-ikutan nungging..) lagipula sejarah yang akan datang kan belum tertulis..
Bahkan, sebenarnya hal ini bisa dipraktekkan oleh kita sendiri.. melalui cara-cara sebagai berikut..
1. Tinggalkan orang-orang yang dekat dengan anda.. pergi bertapa, ato kabur dari rumah tanpa bilang siapa-siapa. Pergilah ke suatu tempat yang tidak ada satupun mahluk yang bisa memberitahukan manusia lain bahwa anda ada.. Nah di perjalanan menuju tempat itu jangan sekali-kali berbicara dengan manusia lain.. Sudah pokoknya jalan aja, gak usah liat kiri-kanan..
Setelah sampai tempat tujuan.. pastikan anda tidak mendapatkan kabar dari tempat lain, anda bisa hidup di dalam gua.. nah setelah itu tunggu kira-kira sampai 16000 kali matahari terbenam atau tunggu sampai bulan terbelah dua.. baru anda keluar dari tempat anda berdiam.. Atau kalau anda tidak kuat nunggu selama itu coba saja tidur selama itu..
2. Manfaatkan cryogenik, teknologi untuk membekukan diri anda hingga sel-sel anda sampai pada tahap dormant, tetapi tidak mati.. sehingga suatu saat akan bisa dihidupkan kembali. Hal ini telah dipraktekkan di negara-negara kelewat maju, bahkan kabarnya banyak yang berminat.Kalau anda beruntung, akan datang masanya teknologi manusia bisa men-defrost anda lagi.. Kalau anda tidak beruntung.... entahlah.. Atau mungkin anda bisa di defrost tapi ruh anda entah dimana... hiii
3. Ini mungkin cara yang paling sederhana. Kurung diri anda sendiri dalam kamar.. lakukan kegiatan dan sesedikit mungkin bersentuhan dengan dunia luar.. ini udah dibahas di tulisannya Bang Enda tentang hikikomori.. Dijamin, ketika anda keluar kandang dunia sudah jauh berubah dibanding ketika anda memutuskan untuk berhikikomori...

Gimana? ingin mencoba..? Sedikit saran dari saya, cara terbaik menjalani hidup adalah menjalaninya sesuai urutan waktu.. gak perlu menembus waktu segala.. Sehancur-hancurnya hidup anda sekarang, paling tidak anda masih hidup dan diberi waktu untuk memperbaikinya.. kalau ternyata satu detik lagi anda bakal mati.. ya sudah.. kan malah enak, gak perlu mikir gimana memperbaiki hidup anda...

..tapi emang sih kembali ke masa lalu sangat menggoda..
"Halo Dian, apa kabar? saya Dendi dari tahun 2006" ...whoo hooo!! THAT would be great!!

---
Success is not final, failure is not fatal.. it is the courage to continue that counts-- Winston Churchill