Mau dibawa kemana negara kita?
Mungkin itu yang harus kita pertanyakan, ketika kita mengatasnamakan kebebasan berkreasi dan berekspresi.. Apa sih yang dimaksud dengan kreasi, kreativitas?
Orang-orang yang mengaku pekerja seni kadang sering menjunjung tinggi kebebasan berkreasi dan berekspresi.. Boleh dong telanjang, itu kan seni. Atau.. boleh dong ngebor sambil nungging itu kan seni, kreatif lagi.
Sekali lagi perlu ditegaskan saya bukanlah orang yang saleh, bahkan dosa saya terlalu banyak untuk sekedar mengetuk pintu surga. Tetapi tidakkah terlintas di pikiran kita apa yang akan terjadi dengan generasi sesudah kita, jika kebebasan berekspresi diterapkan terlalu berlebihan. Kemajuan ekonomi negara-negara barat tidak bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan kebebasan/liberalisme. Telah terbukti, walaupun negara Amerika dan Jepang ekonominya amat maju.. tetapi moral generasi mudanya pun bobrok.. Bayangkan kalo negara kita (Indonesia) yang sudah ultra bobrok begini menerapkan kebebasan seperti mereka-mereka.. Mau jadi apa bangsa Indonesia!!
Kecerdasan rata-rata bangsa kita belum cukup tinggi untuk sekedar membedakan yang mana telanjang seni dan yang mana telanjang porno.. (bagi saya telanjang manapun sama-sama merangsang). Bangsa kita bahkan sering tidak bisa membedakan yang mana bercanda dan yang mana yang mengejek.
Batasan itu perlu justru untuk memancing kreativitas. Bukankah lebih kreatif suatu karya yang dihasilkan dalam suatu batasan?
Baru-baru ini kasus kartun Nabi Muhammad juga memberi kita pelajaran, supaya berhati-hati dalam berkarya.. Boleh saja mengungkapkan pendapat, tapi tolong dipikirkan perasaan orang lain.. Jika mahluk mulia saja bisa kita perolok-olok.. alangkah rendahnya nilai kita di akhirat nanti (ya! saya percaya hari akhir.. surga-neraka )? Walaupun jika saat ini Baginda Nabi masih hidup beliau mungkin tidak akan marah dengan mereka-mereka yang menghinanya.. Bisa jadi Beliau malah mendoakan kebaikan bagi yang menghinanya..
Tentu saja saya ini - mahluk rendah yg hanya bisa mengharapkan syafaatnya, mahluk rendah yang bahkan berangan-angan bertemu dengan Baginda Nabi dalam tidur hanyalah sebatas khayalan- sakit hati dengan perlakuan-perlakuan seperti itu. Maka wajar, kalau muslim di seluruh dunia marah.. bayangkan jika kekasih anda dicaci-maki, di olok-olok, dijadikan bahan lawakan.
Jadi, teman-teman sebangsa setanah air.. kita jadikan peristiwa ini sebagai pelajaran supaya kita , Bangsa Indonesia, bisa lebih baik dari Bule-bule sekuler dalam berkreasi. Ayo sama-sama kita bertenggang-rasa sebelum berkreasi, seperti yang dahulu pernah diajarkan guru PMP/PPKn kita... Oke memang ada yang merasa dikibulin dengan pelajaran itu (termasuk saya.. :p), tapi kita sudah cukup dewasa untuk mengambil yang positif dari setiap hal kan?
--
rule nomer 1 dalam berkreasi : Don't mess with other's faith and/or beliefs
--