Halo semuanya.. selamat Tahun Baru 2007. Tahun baru, semangat baru, pacar baru, template baru.. hehehe.
Minggu terakhir tahun 2006 kemarin (24 Desember 2006 - 2 Januari 2007), saya jalan-jalan ke Palembang. Karena saya bukan pencerita yang baik, jadi biarkanlah foto-foto yang bercerita. Ceritanya sendiri nggak kronologis karena berdasarkan temuan ahli syaraf yang saya temui beberapa waktu silam. Ternyata eh ternyata cara berpikir saya memang sangat
chaotic Lahat, Pagar Alam, Gunung Dempo
Bukit Serelo - Lihat gambar bukit di belakang pria berbaju biru ini. Warga setempat menyebutnya
bukit tunjuk karena dari kejauhan nampak seperti sedang menunjuk ke langit. Saya lupa bukit ini terletak di kabupaten apa (kemungkinan sih Muara Enim), yang pasti terletak diantara perjalanan Palembang - Pagar Alam yang memerlukan waktu 7 jam.
Gunung Dempo -
Gunung Dempo terletak di kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat. Foto disamping merupakan gambar perkebunan teh yang terletak di kaki Gunung Dempo.
Duren - Ya betul, itu tumpukan duren, alias
Durian. Buah yang termasuk dalam genus
Durio ini enak rasanya walaupun keputusan apakah baunya enak atau menjijikkan masih menjadi perdebatan dikalangan pro-durian dan kontra-durian
Kebun Bunga - Apa sih namanya kebun bunga yang seperti gambar di sebelah ini? Kebun bunga ini terletak di suatu tempat di Kabupaten Lahat. Bunganya bagus-bagus.
Sungai Musi dan Pulau Kemaro
Jembatan Ampera -
Jembatan yang menjadi simbol kota Palembang ini menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh sungai Musi. Gambar diambil dari atas perahu, yang dapat disewa untuk menyusuri sungai Musi.
Pulau Kemaro - Kemaro dalam bahasa Indonesia berarti kemarau, dinamakan demi kian karena pulau ini tidak pernah digenangi air walaupun volume air di sungai Musi sedang meningkat.
Pulau Kemaro ini memiliki legenda tentang kisah cinta s eorang putri Palembang yaitu Siti Fatimah dengan anak seorang putra raja di Cina bernama Tan Bun Ann.
Dikisahkan, Tan Bun Ann ketika itu melamar Siti Fatimah untuk diperistri (jangan tanya saya mereka kenalan dimana, yang pasti bukan lewat Internet). Ayah Siti Fatimah, seorang raja di Sriwijaya, mengajukan syarat kepada Tan Bun Ann untuk m enyediakan sembilan guci berisi emas. Keluarga Tan Bun Ann bersedia menerima syarat itu, maka disediakanlah sembilan guci berisi emas. Karena khawatir akan ancaman perompak, tanpa sepengetahuan Tan Bun Ann, keluarganya menaruh sayur-mayur diatas emas-emas didalam guci itu.
Sesampainya di Sriwijaya, ketika akan menyerahkan kesembilan guci tersebut Tan Bun Ann memeriksa isinya. Betapa terkejut dan marahnya dia ketika melihat isi guci tersebut adalah sayur-mayur. Tanpa memeriksa lebih dahulu, guci- guci tersebut dilemparkan ke sungai Musi. Ketika guci-guci tersebut dilemparkan, ada satu guci yang pecah, sehingga menampakkan kepingan emas yang ada didalamnya. Melihat hal itu, Tan Bun Ann menyesali perbuatannya dan menceburkan diri ke Sungai Musi. Siti Fatimah pun lalu ikut menceburkan diri sembari berkata "bila suatu saat ada tanah yang tumbuh di tepian sungai ini, maka disitulah kuburan saya". Itulah legenda asal-usul Pulau Kemaro (diambil dari
sini)
Nah bangunan yang menjadi latar belakang foto diatas, adalah kuil yang menjadi tempat peribadatan warga-warga keturunan Cina, dan didalamnya ada makam Siti Fatimah.
Di Palembang sendiri sebenarnya banyak obyek wisata, beberapa diantaranya terletak di sepanjang Sungai Musi. Ada juga museum Sultan Mahmud Badaruddin II yang berisikan prasasti-prasasti dari jaman Sriwijaya (Kedukan Bukit, Talang Tuwo).
Tapi tentu saja bagi saya, seorang pemakan segala ini, yang menarik dari kota Palembang adalah makanan-makanannya. Pempek, model, tekwan, Es Mamat, pempek bakar, martabak Har, mi celor, duren , duku dan masih banyak lagi adalah hal-hal yang membuat saya kangen untuk kembali ke Palembang lagi.
Udah ah!
Ciao!dapet salam dari Aufar... weeeekkk